Langkah Si Panda Bagian Sebelas

Sistar chic,



 Awal pagi ini diramaikan dengan sebuah kesibukan, karena ada pesanan mendadak yang harus di antar siang hari ini. Dari pagi Ibu Rose dan aku telah menyiapkan bunga-bunga untuk di kirim, bahkan kami tidak sempat sarapan dan membuka toko. Setelah selesai mempersiapkan bunga itu, aku membuka toko kemudian membereskan isi toko untuk dikirim siang nanti. Ibu Rose meminta untuk sarapan dulu sebelum berangkat, walau bisa dibilang itu sudah dapat dikatakan sebagai makan siang.

Setelah makan, aku segera mengangkut pesanan ke mobil. Kemudian akupun segera mengantarnya. Tempat yang dituju cukup jauh dari toko, untung saja hari ini jalanan tidak macet sehingga aku dapat melaju dengan cepat. Tidak butuh waktu terlalu lama sampai aku tiba di lokasi pemesanan.

Aku memarkir mobilku sesuai dengan arahan orang-orang di lokasi, ternyata bunga-bunga ini adalah untuk pembukaan sebuah perusahaan baru. Suasana begitu meriah, banyak tamu mulai hadir seiring dengan aku menurunkan bunga-bunga dari mobil. Nampak orang-orang dengan setelan yang mahal terus berdatangan. Bahkan pengisi acaranya pun adalah penyanyi-penyanyi terkenal. Saat aku mengangkat bunga terakhir sekaligus paling besar tiba-tiba salah satu Girlband tampil, terdiri dari empat wanita cantik. Konsentrasiku menjadi terbagi, tanpa sengaja aku mengenai seseorang yang sedang berdiri di depanku. Dia nampak sangat marah hanya karena kusenggol sedikit. "Maaf Pak, Saya tidak melihat bapak" Aku menurunkan kepala untuk menunjukan rasa bersalahku. Ternyata orang ini tidak puas hanya dengan itu, " Kamu tidak tau siapa saya?!" Dia memarahiku dengan sangat kuat, seolah-olah menunjukan kekuasaannya yang besar. Dia terus meneriaki, memberitau dia orang penting di perusahaan kemudian dia juga menguasai Taekwondo dan bisa saja melukaiku jika kami tidak sedang berada di acara ini. Dia membuat keributan hanya karena masalah yang begitu sepele menurutku. Semakin lama semakin banyak mata yang menatap kami, sampai akhirnya Girlband yang sedang beraksi menghentikan nyanyian mereka. Entah orang ini sadar atau tidak bahwa dia telah menyita perhatian seluruh ruangan. Dia masih saja mengoceh, larut dalam emosinya. Sampai seorang anak kecil mendekati kami berdua,ternyata itu Andre. Ketika dia melihat Andre, bapak ini langsung terdiam. Dia menatap ke sekitar ruangan dan dia baru sadar bahwa semua mata sedang menatap kami. Andre menyapaku, dan akupun tersenyum padanya. Semua orang masih menatap kami, namun aku dan Andre bersikap seolah tidak terjadi sesuatu. Perlahan-lahan ada seseorang lagi yang mendekat, Nenek Andre. Orang yang memarahiku nampak sangat ketakutan, Nenek bertanya apa yang terjadi. Aku dan Bapak itu saling melihat kemudian aku menjelaskan bahwa aku melakukan kesalahan kepada bapak itu. Nenek tau bahwa aku telah diperlakukan tidak adil, Namun suasana sedang tidak mendukung. "Anda, tolong temui saya nanti selesai acara ini." Ujar nenek Elly ke Bapak itu. Dia langsung mengangguk, dan menjauh dari kami. Suasana kembali tenang dan acara kembali berjalan.

Aku telah selesai meletakan semua bunga-bunga, Aku pun hendak pulang. Namun Nenek Elly menahanku, beliau ingin mengajakku bertemu seseorang. Kamipun berjalan ke suatu ruangan. Disana terlihat dua wanita, satu sedang duduk di Meja berbicara kepada wanita yang sedang berdiri. Yang sedang berdiri nampak tidak asing. Nenek Elly pun memperkenalkan aku kepada wanita yang sedang duduk. Dia adalah Direktur Utama perusahaan ini, sekaligus cucu Nenek Elly. Wanita itu menatapku, nampak acuh tak acuh. Namanya Jessica, dia adalah kakak dari Andre. Ternyata inilah kakak yang diceritakan Andre, memang terlihat tidak bersahabat. Wanita yang sedang berdiri melambaikan tangan dan sambil tersenyum ke arahku, Akupun tersenyum padanya. "Nek, Aku sedang sibuk. Jika tidak ada keperluan lain, aku ingin melanjutkan pekerjaanku untuk persiapan perusahaan ini." Jessica tampak tidak ingin berbicara denganku. Kurasa hal ini wajar, karena aku hanyalah pria dekil di hadapannya. Akupun izin pamit, lalu Andre mengajakku untuk pergi ke taman bermain hari minggu nanti. Akupun mengiyakannya. Setelah itu akupun pulang.

Dalam perjalanan pulang, cukup banyak yang kupikirkan. Tentang hidup yang kulalui selama ini.

Bersambung..

0 komentar:

Posting Komentar