Manusia dan Komunikasi

" Pada akhirnya ikatan dari semua bentuk kebersamaan, apakah itu berupa pernikahan atau persahabatan adalah percakapan."
- Oscar Wilde -


Ternyata kunci untuk memperoleh ikatan yang kuat dalam suatu hubungan baik itu berupa persahabatan, pacaran maupun pernikahan hanyalah berupa komunikasi. Komunikasi sehat hendaknya terjadi dua arah secara seimbang serta berkesinambungan. Komunikasi di sini tidak sekedar asal berbicara atau berdialog. Komunikasi menjadi lebih bermakna apabila kedua belah pihak bisa mengungkapkan apa yang ada di hati dan pikirannya dan kemudian mereka bisa saling memahami dan mengimbangi. Hasrat dan keinginan kedua belah bisa terpenuhi karena komunikasi yang selaras.

Sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar bahwasanya kita sebagai makluk sosial ingin dimengerti serta diperhatikan oleh pihak lain maka hanya dengan melalui jalur komunikasi sajalah maka hasrat tersebut bisa diperoleh.

Komunikasi yang sehat sangat diperlukan untuk memampukan orang-orang yang terlibat guna saling mengenal lebih mendalam kekurangan dan kelebihan masing-masing. Komunikasi yang sehat tidak selalu harus berupa kata atau ucapan. Komunikasi bisa juga disampaikan dalam bentuk bahasa tubuh.

Ikatan emosional yang kuat hanya bisa tercipta apabila jalinan komunikasi verbal dan nonverbal terpelihara dengan baik. Pertikaian atau konflik yang timbul akibat perbedaan pendapat dan sudut pandang di tengah jalinan komunikasi merupakan suatu proses pengenalan dan adaptasi. Konflik yang demikian akan menjadi batu ujian. Nantinya kedewasaan berpikir kedua belah pihak dalam menyikapi konflik akan menentukan bentuk hubungan selanjutnya.

Hubungan cinta kasih maupun persahabatan banyak yang kandas disebabkan hubungan yang terasa hambar karena ketiadaan komunikasi yang selaras. Perselingkuhan dalam cinta kasih bisa terjadi karena salah satu pihak mencari kompensasi kekurangan pasangannya dimana sebagian besar kekurangan tersebut adalah berupa kurang perhatian, kurang sensitif dan kurang memahami kebutuhan si pelaku.

Memang ada suatu bentuk perselingkuhan yang terjadi oleh sebab didasari dorongan nafsu sex semata, namun perselingkuhan semacam ini biasanya tak berlangsung lama dan bersifat sesaat saja karena cenderung membuat mudah bosan bagi para pelakunya. Beda dengan perselingkuhan yang terjadi karena faktor emosional, biasanya perselingkuhan semacam ini akan lebih rumit dan panjang prosesnya sehingga dalam kasus tertentu bisa terjadi bertahun-tahun lamanya.

Di dalam kehidupan yang modern dan serba instan saat ini, jangankan menemukan pasangan hidup yang bisa mengerti kita ; mencari teman yang bisa mengerti dan memahami hati serta pikiran kita saja sangatlah sulit. Namun bukan berarti pasangan atau teman sejati itu tak ada. Kita bisa menemukannya apabila kita tetap berusaha membuka diri dan memperluas pergaulan.

Mulai dari sekarang, sebagai tahap pengenalan sifat dalam proses mencari teman atau pasangan maka cobalah menilai jati diri seseorang dari cara berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. Dalam menjalin berbagai bentuk hubungan jangan hanya berpatokan pada hal-hal yang bersifat fisik semata seperti : cantik, tampan, kaya, dan semacamnya. Meskipun hal-hal fisik terkadang memang mendukung namun bukan berarti hal tersebut menjadi sesuatu yang vital dalam menjalin hubungan. Apabila secara komunikasi anda berdua merasa cocok, selaras dan seimbang maka apapun kesulitan dan masalahnya yang terjadi dikemudian hari maka akan relatif lebih mudah diselesaikan. Hubungan yang sehat dan tidak egois pun akan tercipta karenanya.

Kecerdasan emosional dan intelektual manusia juga bisa dinilai dari cara seseorang berkomunikasi dengan sesamanya.

0 komentar:

Posting Komentar