Yang Tak Terduga dari Ketidaksengajaan

 http://25.media.tumblr.com/9563307cc7070e8ade3e69da1afc79fd/tumblr_mgqf14Xvbu1rf11e5o1_500.jpg

Apa reaksi anda ketika disuatu jalan, menemukan segepok uang dalam jumlah besar? Bahagia tentunya. Lain cerita jika usai sholat jum’at, anda mendapati bahwa sandal yang anda pakai berbeda warna pada saat keluar dari pintu masjid? Tentu saja karena tidak disengaja. Pastilah anda jengkel dibuatnya. Ketidaksengajaan memiliki kesan yang beragam atau bahkan saling bertolakbelakang. Tergantung momennya. Ada sesuatu yang menarik tentang makna kebetulan, ketika Profesor Roberts mengatakan bahwa sesungguhnya lebih banyak hal bermanfaat yang ditemukan secara kebetulan, dibandingkan hasil dari pencarian yang disengaja. Beliau mengacu pada banyak penemuan-penemuan sains yang tidak disengaja.

Marilah kita perhatikan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh Royston M. Roberts, dalam bukunya “Serendipity, Accidental Discoveris in Science”. Beliau merangkum berbagai penemuan-penemuan dalam bidang sains, seperti fisika, kedokteran, kimia, biologi, arkeologi, industri hingga astronomi, yang ternyata sebenarnya ditemukan secara serendipity atau tidak sengaja. Beberapa penemuan beliau sebut pseudoserendipity atau serendipity semu, karena beberapa sebab. Istilah serendipity itu sendiri muncul pertama kali sekitar tahun 1754, dalam sebuah surat dari Horace Walpore kepada Sir Horace Mann. Surat itu menunjukan ketertarikan Walpore pada sebuah kisah “Tiga Pangeran dari Serendip”, tentang keberuntungan tiga pangeran yang selalu menemukan sesuatu, baik secara perhitungan maupun tak sengaja, yang sebenarnya tidak sedang mereka cari. Belakangan kata serendipity semakin sering dipakai dalam mengungkap berbagai fenomena, termasuk sains.

Dalam pembicaraan yang berbau sains, istilah sengaja atau tidak sengaja memang masih kurang familier. Karena dalam metode ilmiah, faktor kesengajaan sepertinya tidak mendapatkan tempat dalam dunia penelitian ilmiah. Karena mengandung ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi, apalagi diulang. Dan sepertinya Roberts mencoba untuk menempatkan faktor ketidaksengajaan dalam jajaran metode ilmiah. Jadi, mari kita cermati beberapa ketidaksengajaan yang terjadi pada sains yang diungkap oleh Roberts. Walaupun sebenarnya bukan itu tujuan utama tulisan ini, serendipity ternyata memiliki sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan pemahaman religius seseorang, khususnya pada bentuk keyakinan religius seseorang. Serendipity memiliki potensi menjadikan seseorang ateis, bahkan mereka para ilmuwan dengan otak cerdas sekalipun.

Dalam dunia arkeologi, sebagaimana yang disampaikan arkeolog Mary Leakey, bahkan hampir tidak pernah menemukan sesuatu yang telah direncanakan. Kebanyakan benar-benar berhasil tanpa benar-benar mencoba. Sebenarnya memang, banyak penemuan arkeologi terkenal ditemukan oleh orang-orang yang tidak bermaksud untuk menemukannya. Penemuan patung terakota prajurit sebanyak 6000 buah di Republik Rakyat Cina pada tahun 1974. Dua tahun kemudian disusul penemuan baru 1.400 patung manusia dan kuda. Pada saat yang hampir bersamaan ditemukan pula 73 prajurit dalam posisi berjaga. Letak penemuan ribuan patung berukuran sebenarnya ini berada pada 3 buah kubah yang terletak sekitar 600 meter di bawah permukaan tanah. Dipercaya patung-patung ini dibuat 2.200 tahun lalu pada saat kerajaan dipimpin oleh Kaisar Qin Shihuangdi, yang juga terkenal karena memerintahkan dibangunnya Tembok Raksasa (The Great Wall). Lalu, siapa yang pertama kali menemukannya? Ternyata hanyalah seorang penggali sumur. Tentu saja secara serendipity.

Di Afrika Selatan, tahun 1924, “Anak Taung” ditemukan tidak sengaja oleh para pekerja yang sedang menggali kapur di gua Taung dekat Johannesburg.

“Manusia Netherland”, ditemukan oleh para penambang di sebuah gua di Jerman pada tahun 1857. Manusia Tollond, Manusia Lindow, Piringan Aztec Mexico City dan masih banyak fosil-fosil lain ternyata ditemukan oleh para pekerja bangunan tanpa ada maksud untuk mencarinya. Ketika para pekerja tersebut menemukan sesuatu yang aneh, mereka selanjutnya melaporkannya pada arkeolog. Jadi pada dasarnya bukanlah arkeolog tersebut yang menemukan. Peran mereka tak lebih hanya sekadar meneliti dan meneruskan penggalian setelah ditemukan pertama kali oleh para pekerja tersebut.

Mungkin kita perlu beralih pada bidang lain, fisika misalnya. Pernah mendengar cerita ada seorang ilmuwan yang berlari bugil sambil berteriak “Eureka! Eureka!”, ketika mendapati air pada bak mandinya tumpah tatkala dia mencelupkan diri ke bak mandi tersebut? Peristiwa ini bukanlah dongeng semata. Tumpahnya air dari bak mandi tersebut memberinya ide jalan keluar untuk membedakan antara emas murni dan emas campuran pada mahkota sang raja. Ya, dialah Archimedes. Archimedes memang seorang ilmuwan, namun insiprasi yang dia dapatkan ketika itu tidaklah secara sengaja alias serendipity. Keberuntungan Archimedes diikuti oleh keberuntungan W.C. Rontgen dalam menemukan sinar X. Fenomena sinar X yang betul-betul baru pada saat itu, memberikan kemajuan yang sangat berarti dalam perkembangan teknologi hingga dimasa sekarang. Dan hadiah Nobel pertama kali tahun 1901 dalam bidang fisika yang diterima Rontgen, merupakan pengakuan pencapaian berharga dalam dunia sains yang ditemukan secara tidak sengaja, meskipun oleh seorang ilmuwan sekalipun.

Cerita lain tentang penemuan kinina sebagai obat dari malaria, konon bukan hasil penemuan seorang dokter. Namun merupakan penemuan dari seorang Indian yang hidup di pegunungan Andes. Karena demam yang dideritanya, maka ia tersesat dalam kondisi kehausan. Dan secara tidak sengaja, bahkan terpaksa, dia meminum air kolam yang telah tercemar quina-quina. Meskipun pahit, namun si Indian justru berangsur sembuh dan mengabarkan berita ini ke seluruh penduduknya. Singkat cerita berita itu pun sampai ke telinga para misionaris Jesuit di awal abad ketujuh belas. Penelitian terhadap kinina mungkin dilakukan setelah para misionaris tersebut menyebarkan kasiat kinina ke orang-orang. Cerita aspirin, obat sulfat, sefalosporin dan siklorporin tidak jauh berbeda dengan kina, ditemukan secara tak sengaja. Obat-obat tersebut justru ditemukan, pada saat peneliti ingin mengujinya untuk tujuan tertentu, namun justru tujuan lain yang tercapai. Bahkan dalam kadar yang sama sekali berbeda dan kadang-kadang lebih penting. Jadi, apa garis merah antara kinina, aspirin, sinar X, terakota dan sejumlah penemuan terkenal lainnya? Jawabnya: serendipity!!


0 komentar:

Posting Komentar