Menemukan Teman yang Baik, Seperti Menemukan Setetes Air Mata di Lautan
Sahabat, apakah anda memilikinya? Di usia saya yang telah menginjak usia
20+, Saya mungkin hanya memiliki 5-10 Orang yang saya anggap Sahabat.
Saya memiliki banyak sekali teman, apalagi kenalan. Namun untuk Sahabat,
itu benar-benar langka. Awalnya saya berpikir saya tidak beruntung,
hanya memiliki beberapa Sahabat saja selama hidup. Mungkin karena bahasa
saya yang kasar, Gaya bercanda, atau mungkin karakter diri saya. Ketika
anda bertemu dengan saya, anda mungkin akan melihat saya orang yang
berbicara sangat formal, atau menggunakan berbagai bahasa daerah
tergantung lawan bicaranya. Saya juga tipe orang serius namun murah
senyum, dan Karakter saya tegas. Namun ketika saya bersama Sahabat saya,
anda akan melihat orang begitu berbeda, Saya akan menjadi salah satu
orang paling Bahagia yang anda temui.
Sebenarnya semua orang memiliki hal yang sama, sulit tampil sebagai
dirinya sendiri seutuhnya, Saya sendiri bisa benar-benar menjadi diri
sendiri ketika bersama pasangan saya saja. Sedangkan dengan sahabat
saya, Akhirnya saya bisa mengeluarkan sisi "nakal" saya. Sebenarnya saya
cukup nakal ke teman-teman biasa juga, namun tetap saja beda dan ada
kesan tersendiri.
Suatu hari saya sadar, betapa beruntungnya saya. Saat itu saya bertemu
dengan seseorang yang telah berusia 50an Tahun, Namun dia tidak memiliki
seorang Sahabatpun. Dia belum pernah merasakan arti persahabatan.
Sebenarnya untuk mencari sahabat itu gampang-gampang susah, kadang anda
sudah menganggap dia sahabat, namun dia tidak menganggap demikian. Pada
kasus saya itu berbalik, banyak sekali orang menganggap saya sahabat
mereka, tiap ada masalah atau hal menyenangkan mereka mencari saya.
Namun saya hanya menjadi teman baik bagi mereka. Walaupun sekilas saya
nampak seperti Debt Collector, saya sebenarnya pria baik baik dari
keluarga baik-baik ( hidung memanjang). Seiring waktu saya menemukan
banyak orang bernasib sama, yaitu tidak memiliki sahabat selama
hidupnya. Sungguh sulit menemukan orang bisa benar-benar mengerti anda
dan melakukan hal yang membahagiakan untuk anda. Sebenarnya itu adalah
masalah konsep dan pola Pandang.
Kenapa banyak orang menganggap saya sahabat mereka? Ilustrasinya adalah
Ketika mereka dipenjara, saya yang menebus mereka keluar. Bagi mereka
itu sahabat, Bagi saya yang saya lakukan itu adalah teman Baik.
Sedangkan Sahabat adalah Ketika mereka dipenjara, Saya duduk
disebelahnya sambil mengatakan " Oke, kita dalam masalah." Bukan berarti
Sahabat adalah orang yang melakukan hal yang sama ya, Hehe.
Sahabat, bukan dilihat seberapa banyak kesamaan yang kita miliki
dengannya, namun bagaimana perbedaan di antara kita tidak menghambat
suatu persahabatan. Bagaimana orang dengan selera berbeda bisa
mendengarkan musik bersama. Bagaimana kegiatan menatap bintang bisa
lebih baik dengan ada seseorang yang diam di samping anda. Seperti
itulah Sahabat menurutku.
Beberapa sahabat yang kumaksud diataspun telah menjalani banyak hal
bersama, dan banyak masalah yang kami lalui. Kebenaran semuanya adalah
Pria, Sahabat wanita satu-satunya adalah Kekasihku sendiri. Mungkin
karena saya tidak bisa bersahabat dengan wanita dengan ke"gila"an saya.
Beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan contoh, kejadian-kejadian antara kami :
Saat itu, ketika Mama saya meninggal beberapa tahun yang lalu. Saat itu
saya masih sekolah, seorang Sahabat "S" meminta izin kepada orang tuanya
untuk ikut menghadiri pemakaman Mama saya, walaupun seharusnya dia
sekolah. Karena ada tradisi bagi suku kami untuk tidak menerima tamu
dari seseorang yang keluarganya baru meninggal, Sahabatku dan
Keluarganya ini tidak memperdulikan adat itu, tetap mengundangku ke
rumahnya untuk menghibur kesedihanku. Mungkin bagi sebagian orang itu
sederhana, namun itu sungguh berarti.
Lain lagi, ketika itu Aku masih begitu muda, ditinggal untuk mengurus
Rumah selama 1 minggu, namun ternyata berubah jadi 1 bulan. Aku
kehabisan uang, mendengar itu Sahabat-Sahabatku setiap hari mengajakku
makan, dan mentraktirku. Membawakan sesuatu untukku makan, waktu aku
tidak ada uang untuk membeli bensin, mereka rela menjemputku setiap hari
secara bergantian. Menemaniku kemana-mana ketika dibutuhkan, sementara
saudara-saudara sepupuku sendiri cuek bebek. Itulah indahnya
persahabatan yang kurasakan.
Banyak sekali cerita, Kisah-kisah Canda dan Tawa, mungkin jika saat itu
aku menulis blog personal, akan di isi banyak oleh mereka.
Sahabat-Sahabat Karibku. Terimakasih telah membuat Hidupku Penuh Warna.
0 komentar:
Posting Komentar