Tulisan yang pernah saya buat beberapa tahun lalu, kini saya tulis ulang
dengan gaya berbeda. Tulisan ini pernah menjadi hot topic di tahun
2009, Apa alasannya? Silahkan menikmati.
Bola Hitam Putih Versi Dua
Awal kisah dimulai, Seorang anak pertama pria lahir kemudian ditinggal
mati oleh Ibunya. Sang Ayah begitu merasa kehilangan istri yang sangat
di cintainya. Untuk mengusir rasa kehilangannya, Sang Ayahpun menjadi
sangat gila berkerja (Workaholic). Hal itu tidak mengurangi rasa sayang
sang Ayah kepada anak tunggalnya. Karena Sang Ayah memutuskan tidak
menikah lagi, maka anak ini akhirnya tumbuh besar dengan pengasuh. Anak
Pria ini tumbuh menjadi pria yang lembut dan cerdas.
Ketika memasuki Taman Kanak-Kanak, teman-temannya sudah memiliki sepeda
sendiri. Sedangkan dia masih berjalan kaki, itu membuat pengasuhnya
mengadu kepada Ayahnya. "Pak, teman-teman nak Iwan sudah pada punya
sepeda, tapi dia masih berjalan kaki." Sang Ayah berpikir, sungguh
memalukan. Sekarang dia telah menjadi Pengusaha sukses dengan perusahaan
dimana-mana, namun anaknya malah kekurangan. Dia pun memanggil si Anak.
" Anakku, kamu ingin sepeda yang seperti apa?", Si Anak kemudian
menjawab dengan lugas, " Tidak perlu ayah, jika ayah ingin membelikan
sesuatu. Belikanlah aku sebuah bola hitam, dan sebuah bola putih." Sang
Ayah pun bingung dan bertanya kenapa Anaknya meminta hal itu, Anak pun
menjawab, " Saya tidak perlu menjelaskan, namun jika ayah mau
membelikan. Hanya itu yang kuinginkan." Sang Ayah tidak pernah berbicara
dengan anaknya, karena itu dia menerima keinginan anaknya. Diapun
akhirnya membelikan Sepeda terbaik saat itu, dan juga Sepasang Bola
Hitam dan Putih.
Waktu terus berjalan, akhirnya Sang Anak memasuki Sekolah Dasar. Saat
itu permainan sepatu roda dikalangan Anak-Anak sedang ngetrend. Sang
Anak setiap sore hanya duduk saja di Rumah, sepedanya hanya diletakan
saja, karena sudah tidak musimnya pakai sepeda. Melihat hal itu,
pengasuhnya kembali melaporkan kepada Ayahnya. Sang Anak dipanggil lagi.
Ayahnya pun bertanya, " Kamu beberapa waktu murung terus, Kamu ingin
dibelikan Sepatu Roda? Kenapa tidak kamu sampaikan? Pasti Ayah berikan
kalau hanya sepatu Roda." Anakpun mengeleng-geleng dan berkata, " Ayah
sebaiknya membelikanku Bola Hitam dan Putih saja, yang lama sudah rusak
dan lagipula bola lebih murah." Ayahnya pun nampak kesal, dia merasa
anaknya meremehkan kemampuannya. Kemudian besoknya sudah, Sepatu Roda
terbaik sudah ada bersama sepasang Bola Hitam dan Putih.
Tidak terasa sudah memasuki masa SMP. Cerita sama berulang, ketika anak
lain sedang asik bermain dengan Handphone canggih mereka, Anak ini lebih
suka menghabiskan waktunya dengan bermain sepatu roda. Sungguh Setia
dia kepada sepatu rodanya. Sepulangnya dari luar negeri, Ayahnya
terkejut melihat kelakuan anaknya, yang ternyata belum memiliki
Handphone canggih. Diapun berpikir, punya rumah begitu besar, perusahaan
dimana-mana, sering ke luar negeri, tapi anaknya ketinggalan zaman.
Ketika anaknya pulang dari sekolah dia melihat ada sebuah kotak berisi
handphone canggih termahal saat itu, dan sebuah kertas catatan : " Biar
kamu tidak malu", Besoknya si Anak mengirim kertas catatan balasan untuk
ayahnya di meja kerja bertuliskan : " Kok tidak ada bola hitam putih?
Aku lebih suka yang itu." Sang Ayah membacanya kesal setengah mati dan
bingung. Apa sih Specialnya Bola Hitam Putih itu? Bisa buat dia Keren
dan Terkenal? Kemudian Besoknya dan seterusnya selalu muncul catatan
berisi seperti itu, akhirnya Sang Ayah menyerah dan membelikan Bola
Hitam dan Putih itu. Dan akhirnya berhenti juga anaknya mengiriminya
catatan.
Masa SMA pun tiba, Sekolah si Anak ternyata jauh dari rumah, sehingga
dia harus menaiki bus setiap pagi untuk ke sekolah, sementara
teman-temannya sudah menaiki motor atau mobil. Suatu hari Ayahnya pulang
lebih awal dan sudah di rumah, sehingga melihat dia pulang diantar oleh
temannya dengan motor. Sang Ayahpun merasa sangat malu, Anak
satu-satunya kok dia tidak bisa belikan mobil? Karena itu dia menawarkan
Sang Anak sebuah mobil, Namun sang anak menolak karena menurutnya mobil
itu tidak praktis, " Lebih baik ayah belikan aku Bola Hitam Putih
saja." Sang ayah mulai kesal, Ayahnya tidak menerima penolakan. Kemudian
akhirnya mereka berdua berunding. Dan diputuskan bahwa membeli Sepeda
Motor model terbaru dan sepasang bola hitam putih lagi. Sang Ayah
jengkel, bertahun-tahun dia belikan bola hitam putih tanpa tau sebabnya.
Dan Sang Anak pun tidak ada keinginan memberi tau Orang tuanya.
Tibalah Masa Kuliah, Sang Anak memang sangat cerdas sehingga mampu
memasuki Perguruan Tinggi yang terkenal dan membuat Ayahnya begitu
bangga, dihadiahkanlah sebuah mobil Mewah untuk Anak tunggalnya ini.
Anehnya berbulan-bulan berikutnya mobilnya hanya didiamkan saja, Dia
masih naik motor untuk kemana-mana termasuk kuliah dan pacaran. Pacarnya
kemudian bingung dengan kelakuan si anak, dia punya mobil yang bagus
tapi tidak dipakai. Dia menanyakan hal ini, kemudian sang anak menjawab
karena Ayahnya tidak membelikannya bola hitam dan putih. Dia merasa
ayahnya tidak mengerti anaknya sendiri. Suatu hari ketika menghadiri
acara makan malam bersama, Pacar anak itu bercerita kepada Sang Ayah,
kenapa tidak membelikan bola hitam putih itu. Sang Ayah sebenarnya
sangat sensitif dengan bola-bola itu, "Ya ampun, sampai pacar anakku
menyuruh belikan bola itu, ada apa sih?" Pikirnya dalam hati. Kemudian
Pacar Anak itu menjelaskan bahwa karena tidak dibelikan bola-bola itu,
Anaknya tidak mau memakai mobil mewah yang dia berikan. Padahal di kamar
si Anak udah banyak banget bola hitam putih. Akhirnya besoknya Sang
Ayah membelikan Bola-bola itu. Bagaimana tidak? Sudah sampai Anak orang
lain yang minta.
Suatu hari si Anak liburan ke puncak bersama pacarnya, menaiki mobil
mewahnya itu. Tiba-tiba pacarnya menciumnya sehingga dia terkejut dan
hilang keseimbangan. Kecelakaanpun terjadi, dan mereka segera dibawa ke
Rumah Sakit. Sang Ayah yang menerima telp dari Rumah Sakit pun langsung
menuju kesana. Sesampainya dijelaskan bahwa mereka berdua tidak
menggunakan Seat Belt sehingga benturannya sangat fatal. Pacarnya tewas
ditempat, sedangkan anaknya dalam kondisi sangat kritis. Sang Ayah
segera menuju ke ruangan anaknya dirawat, dia melihat dokter yang keluar
dari kamar itu dan dia bertanya, " Dok, Anak saya bagaimana?" Wajah
dokter menunjukan raut wajah lesu dan duka," Maaf Pak, Kami sudah
berusaha sebaik mungkin, sebaiknya anda memamfaatkan waktu yang tersisa
dengan baik."
Sang Ayah memasuki ruangan itu, melihat anaknya terbaring lemas sambil
menangis. Dia sedih karena pacarnya juga tidak tertolong. Anak yang
melihat ayahnya kemudian berkata," Maaf ya Ayah, Aku menyetir dengan
tidak hati-hati." Ayahnya pun begitu haru, mereka terasa menjadi begitu
dekat di saat terakhir ini. Ayahnya pun mengatakan sesalnya karena
selalu sibuk, tidak bisa menemani dia. Sang Anakpun menceritakan, bahwa
dia tidak pernah merasa buruk pada Ayahnya, namun dia memang sempat
kesal. Kenapa Ayahnya ketika punya uang lebih selalu membelikan dia
macam-macam sementara dia hanya meminta Bola Hitam dan Putih. Sang Ayah
merasa ini waktu yang tepat dan terakhir, Diapun bertanya," Nak,
Sebenarnya ada apa dengan Bola Hitam dan Putih ini? Kenapa kamu selalu
minta itu? Ada apa sebenarnya?"
(Pembaca juga penasaran bukan?)
Si Anak akhirnya berusaha menjawab, dengan terpatah-patah karena dia
sudah benar-benar sekarat, " I.. tu.. Kare..na...." Si Anak menutup
matanya, dan nafasnya pun berhenti. Sang Anak telah pergi tanpa sempat
memberi taukan tentang Rahasia di balik Bola Hitam dan Putih tersebut.
Sang Ayah yang bertahun-tahun bersama Anaknya saja tidak tau, Apalagi saya yang hanya bercerita? Jadi Gimana?
Inilah kisah paling Misteri, Haha :D
0 komentar:
Posting Komentar