Hujan turun semakin lebat, aku menyetir mobil dengan santai. Kami
berkeliling kota. Malam ini kota nampak sepi, karena hujan yang begitu
deras ini. Tampak gadis di belakangku sedang menatap keluar melalui
jendela mobil. Wajahnya nampak begitu sedih.
Tidak terasa sudah hampir satu jam berlalu, karena tidak macet kami
telah berkeliling ke banyak tempat. Jam menunjukan sudah hampir jam 8
malam. Lalu aku bertanya pada Gadis di belakangku, " Nona, sudah satu
jam kita berkeliling. Apa anda masih ingin terus berkeliling?" Gadis itu
terkejut, seolah tersadar dari lamunannya. Dia menatapku cukup lama
dalam diam. " Apa di dekat sini ada Jembatan?" Suara parau seperti
menahan tangis keluar dari mulutnya. Aku mengangguk, kemudian dia
memintaku untuk ke Jembatan itu.
Jembatan besar mulai terlihat, Ini bukan jembatan yang panjang ataupun
Indah. Aku pun bingung apa yang di inginkan si Gadis ini. Ketika sedang
berada di tengah Jembatan tiba-tiba dia memintaku untuk berhenti, Aku
pun menepi. Dia menatap lama ke arah Sungai melalui jendela mobil,
Tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak. Benar saja tiba-tiba gadis ini
membuka pintu mobil kemudian berlari menuju tepi Jembatan. Aku pun
spontan mengejarnya.
Gadis ini meloncat ke bawah, kemudian aku segera menangkap tangannya.
"Lepaskan!" si Gadis meronta-ronta kemudian ketika melihat ke bawah, dia
pun pingsan. Aku menariknya ke atas, kemudian menggendongnya ke mobil.
Aku langsung tancap gas agar tidak menarik perhatian banyak orang.
Hujan mulai reda, aku berhenti di tepi taman. Aku melihat gadis itu
terlelap tak berdaya, Apa yang harus kulakukan. Aku melihat tas tangan
miliknya, kemudian aku ambil. Mungkin aku bisa menemukan alamat
rumahnya. Ternyata ada sebuah buku kecil, bertuliskan Buku Siswa. Aku
buka dan lihat ada foto Gadis ini, Namanya adalah Erine Sania Tan. Dia
bersekolah di Tenmi, dan ada alamat rumahnya di buku itu. Aku pun
meluncur ke alamat tersebut.
Butuh waktu hampir setengah jam untuk menuju lokasi itu, ini adalah
sebuah kawasan Elite. Banyak Rumah-rumah yang begitu mewah bergaya Eropa
di sini. Aku sampai di Rumah paling besar di kawasan itu, ternyata ini
alamat yang di maksud. Aku di persilahkan masuk oleh Beberapa Security
karena membawa Mobil Benz ini, kemudian sesampainya di depan pintu,
ternyata begitu banyak pelayan di rumah ini. Aku menjelaskan apa yang
terjadi kepada Kepala Pelayan, seorang yang nampak begitu berwibawa.
Kepala Pelayan ini nampak sedih, kemudian berterima kasih kepadaku. Dia
meminta salah satu pelayan yang masih muda untuk mengantarku pulang. Aku
pun pamit.
Pelayan yang mengantarku pulang ternyata memakai mobil pribadinya, yaitu
salah satu mobil keluaran Toyota. Ternyata gaji seorang pelayan bisa
begitu tinggi, Kamipun berkenalan. Namanya adalah Julius, Usianya pun
baru menginjak 30 tahun. Badannya tegap dan berkulit gelap namun
memiliki wajah yang ramah. Dia bercerita cukup banyak hal padaku, selama
perjalanan ini. Bahwa dia bekerja selama 2 tahun di rumah itu, Kemudian
bahwa Erine adalah anak dari salah satu pengusaha paling kaya di Negeri
ini. Erine adalah Anak semata wayang. Keluarga Erine juga
pengusaha-pengusaha papan atas negeri ini, namun yang melewati kekayaan
Ayah Erine hanyalah Neneknya Erine.
Sambil bercerita, waktu terasa cepat berlalu. Akhirnya aku sampai di
toko Bunga, kemudian aku pun pamit dengan Julius dan Akhirnya
Beristirahat hari itu. Benar-benar hari yang panjang.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar