Hercules - Nama Yunani: Herakles, yang berarti Glory of Hera
Hercules adalah merupakan salah satu pahlawan terbesar dalam mitologi
Yunani, ia bertempur dan berhasil menang melawan makhluk2 unik dan
menakutkan dalam sejarah Yunani. Disembah oleh para manusia dan mendapat
simpati dari para Dewa. Walaupun demikian Hercules memiliki sisi
manusia yang tidak luput dari kesalahan, karena secara tidak sadar
membunuh anak dan kemungkinan juga istrinya Megara [walaupun sebenarnya
karena ulah dan campur tangan Hera] anak Creon, Raja Thebes. Sadar dan
menyesal, Hercules kemudian berkonsultasi dengan Oracle di Delphy
bagaimana cara menebus kesalahannya. Oracle kemudian menyarankannya
pergi pada sepupunya Raja Eurystheus yang nantinya akan memberikan 12
tugas yang hampir tidak mungkin untuk diselesaikan.
Tugas Pertama: Membunuh Singa Nemea
Tugas pertama Herakles adalah membunuh Singa Nemea. Singa itu
memiliki kulit yang tebal dan tidak dapat ditembus oleh senjata apapun.
Singa Nemea merupakan anak dari Orthos dan Ekhidna.
Herakles tinggal di Kleonai dengan seorang pekerja bernama Molorkhos,
sebelum kemudian pergi ke Nemea. Molorkhos ingin melakukan pengurbanan
untuk Herakles namun Herakles menasehatinya bahwa lebih baik dia
melakukan pengurbanan untuk Zeus. Akhirnya diputuskan bahwa Molorkhos
akan melakukan pengurbanan untuk Zeus jika Herakles mampu menyelesaikan
misinya dalam waktu tiga puluh hari, jika lebih maka Molorkhos akan
melakukan pengurbanan untuk Herakles.
Herakles mendatangi singa buruannya dan menjebaknya di sebuah gua
dekat Nemea. Karena singa tersebut tidak dapat dilukai oleh senjata,
Herakles akhirnya memutuskan untuk menyerangnya dengan tangan kosong.
Mereka berdua bertarung secara keras dan Herakles berhasil menang
setelah mencekik sang singa sampai mati. Herakles lalu menguluti singa
itu dan menjadikan kulitnya sebagai jubah.
Molorkhos sudah hendak melakukan pengurbanan untuk Herakles, namun
tiba-tiba Herakels datang dengan membawa kulit Singa Nemea. Akhinya
Molorkhos mengubah tujuan pengurbanan menjadi untuk Zeus.
Menurut beberapa pendapat, Euristheus sangat ketakutan ketika melihat
Herakles datang dengan mengenakan jubah kulit Singa Nemea. Karena itu
Euristheus memerintahkan bahwa untuk tugas-tugas selanjutnya, Herakles
hanya boleh hadir di luar gerbang kota jika telah melaksanakan tugasnya.
Tugas Kedua: Membunuh Hydra
Tugas kedua Herakles adalah membunuh Hidra yang tinggal di mata air
di dekat Lerna, Argolis. Hidra adalah makhluk yang memiliki banyak
kepala. Jumlah kepalanya bervariasi menurut beberapa sumber. Biasanya
disebutkan kepalanya ada sembilan. Salah satu kepalanya abadi. Sedangkan
kepala-kepala lainnya lebih mematikan karena jika dipotong maka akan
tumbuh dua kepala baru.
Selain itu, Herakles juga harus menghadapi kepiting raksasa yang
dikirim oleh Hera. Herakles mesti membunuh kepiting itu terlebih dahulu
sebelum berhadapan dengan Hidra. Setelah kepiting itu mati oleh
Herakles, Hera menempatkannya di angkasa sebagai rasi bintang Cancer.
Dengan dibantu oleh keponakan sekaligus rekannya, yakni Iolaos,
Herakles pun berusaha mengalahkan Hidra. Setiap kali Herakles memotong
salah satu kepala Hidra, Iolaos langsung membakar leher Hidra sehingga
kepalanya tidak dapat tumbuh lagi. Setelah mengalahkan Hidra, Herakles
mengubur kepala abadinya di bawah sebongkah batu besar. Darah hidra
mengandung racun yang sangat kuat, karna itu Herakles mencelupkan semua
anak panahnya ke dalam darah Hidra. Dengan demikian, Herakles memiliki
anak panah yang amat mematikan, yang kelak akan merenggut nyawanya juga.
Akan tetapi, Euristheus tidak bersedia mengakui tugas ini karena
menurutnya Herakles berhasil mengalahkan Hidra dengan dibantu oleh orang
lain, sedangkan Herakles harus melaksanakan tugasnya sendirian.
Akibatnya Herakles pun menerima satu tugas tambahan.
Tugas Ketiga: Menangkap Rusa Ceryneia
Pada tugas ketiga, Herakles harus menangkap Rusa Kerinitia yang hidup
di hutan Kerinitia. Hewan itu memiliki tanduk emas dan kuku perunggu.
Rusa itu adalah hewan suci dewi Artemis. Sang dewi sendiri memperolehnya
dari Taigete, seorang Pleiad, sebagai balasan karena telah
menyembunyikannya dari Zeus, meskipun Artemis gagal. Artemis telah
mengubahnya menjadi seekor kijang betina dengan tanduk emas.
Penyair asal Iskandariyah, Kallimakhos, memberi penjelesan yang berbeda mengenai Rusa Kerinitia. Dalam Himne untuk Artemis,
dikisahkan bahwa Artemis muda menemukan lima rusa di tepian sungai
Anauros, di bawah perbukitan Parrhasia. Artemis merasa heran dengan
ukuran rusa-rusa itu, yang lebih besar daripada banteng serta memiliki
tanduk emas di kepala mereka. Artemis berhasil menangkap empat di
antaranya dan menjadikan mereka sebagai penarik kereta perangyna.
Sementara itu rusa kelima kabur sampai ke hutan Kerinitia. Di sana hewan
itu kemudian dikenal sebagai Rusa Kerinitia dan menjadi hewan suci dewi
Artemis.
Berdasarkan penyair Pindaros dalam Ode Olympus III, Rusa Kerinitia
adalah Taigete itu sendiri. Herakles mengejar sang rusa sampai ke utara
ke daratan Hyperboreia. Di sana dia mnyadari bahwa dirinya berada di
tengah hutan yang dipenuhi pohon-pohon zaitun yang indah. Herakles
sangat menyukai pohon-pohon itu sehingga dia pun membawa pulang beberapa
pohon dan menanamnya di Olympia.
Rusa Kerinitia mampu berlari dengan sangat cepat. Herakles butuh
waktu selama sepuluh tahun untuk dapat menangkapnya. Dia melumpuhkan
sang rusa dengan cara menembakkan panah ke kukunya. Rusa itu pun
berhasil ditangkap tanpa dibunuh.
Ketika Herakles kembali ke Tyrins sambil membawa sang rusa, Artemis
melihatnya. Artemis marah karena Herakles telah lancang menangkap rusa
kesayangannya dan sang dewi sudah mau menyerangnya. Untung saja,
Herakles dengan cepat menjelaskan alasan mengapa dia menangkap Rusa
Kerinitia. Artemis pun tak lagi marah karena Herakles meyakinkan dirinya
bahwa rusa itu tidak terluka. Herakles lalu membawa Rusa Kerinitia ke
Tyrins.
Tugas Keempat: Menangkap Erymanthus Boar
Dalam tugas keempatnya, Herakles mesti menangkap Babi Erimanthos.
Dalam perjalanannya, Herakles mengunjungi seorang kentaur bernama Folos,
yang tinggal di Gunung Foloi. Gunung itu dinamai sesuai nama sang
kentaur. Folos memiliki minuman anggur yang wangi untuk memancing Babi
Erimanthos. Sayangnya, wangi anggur itu malah menarik perhatian para
kentaur lainnya di sekitar gunung.
Para kentaur pada awalnya tinggal di Magnesia, Thessalia, sampai suku
lapith mengusir mereka setelah terjadinya insiden pada pesta pernikahan
Peirithos, raja Lapith, dan Hippodameia. Sejak itu para kentaur pindah
ke sekitar Gunung Folos di Arkadia.
Para kentaur, yang kesadarannya sudah dipengaruhi oleh wangi anggur,
menyerang Herakles. Akibatnya Herakles harus balas menyerang dan dalam
prosesnya dia membunuh beberapa kentaur dengan panahnya. Pada akhirnya
para kentaur itu pun mundur. Setelah konfliknya selesai, Folos secara
tidak sengaja menjatuhkan panah beracun Herakles ke kakinya, dan Folos
pun mati. Kentaur lainnya yang mati dalam konflik itu adalah Kheiron,
yang merupakan sahabat Herakles. Kheiron adalah kentaur bijaksana yang
telah menjadi guru bagi banyak pahlawan. Kheiron mengajari para pahlawan
dalam hal berburu dan bertarung. Murid Kheiron yang terkenal di
antaranya adalah Iason dan Akhilles. Kheiron adalah satu-satunga kentaur
yang abadi sehingga dia tidak langsung mati ketika terkena panah
Herakles namun dia tetap merasakan sakit luar biasa akibat racun
Hidranya. Untuk dapat lepas dari rasa sakitnya, Kheiron melepaskan
keabadiannya dan memberikannya pada Prometheus. Setelah itu Kheiron pun
meninggal.
Herakles kemudian melanjutkan memburu Babi Erimanthos. Setelah
menangkap babi itu, Herakles membawanya hidup-hidup ke hadapan
Euristheus. Ketika melihat Babi Erimanthos, Euristheus sangat ketakutan
sampai-sampai dia bersembunyi dalam sebuah gentong perunggu. Euristheus
lalu menyuruh Herakles melepaskan babi itu.
Tugas Kelima: Membersihkan Kandang Kuda Raja Augean
Marah karena Herakles malah pergi bertualang bersama para Argonaut,
Euristheus memutuskan bahwa tugas kelima harus menjadi tugas yang paling
memalukan bagi Herakles. Tugasnya adalah membersihkan kandang kuda raja
Augeias dalam waktu satu hari. Augeias adalah raja Elis dan memiliki
banyak sekali hewan ternak. Herakles kemudian mendatangi raja Augeias
dan menawarkan untuk membersihkan kandang kudanya dengan imbalan berupa
sepersepuluh bagian hewan ternaknya. Augeias setuju saja karena dia
merasa bahwa itu tak mungkin dapat dilaksanakan.
Tugas ini sangat sulit karena banyaknya istal yang ada di kandang
itu, selain juga karena ukuran tempatnya. Pada akhirnya Herakles memutar
otaknya dan berhasil membersihkan kandang kuda itu dengan cara
mengalirkan aliran air sungai dari sungai Alfeus dan Peneios ke kandang
kuda. Akan tetapi Augeias menolak membayar karena sang raja mengetahui
bahwa Herakles ternyata melakukannya karena diperintah oleh Euristheus.
Fileus, putra sulung Augeias, meminta ayahnya untuk menepati janjinya.
Augeias marah dan mengusir Fileus, yang kemudian meninggalkan Elis dan
bermukim di Dulikhium.
Marah karena Augeias melanggar janjinya, Herakles pun bersumpah untuk
suatu hari nanti menyerang Elis, dan memang setelah menyelesaikan semua
tugasnya Herakles membawa pasukan untuk menaklukan Elis. Augeias
menyadari bahwa musuhnya begitu kuat dan dia pun bersekutu dengan
jenderal Amarinkeus dan Moliones, keponakan Augeias. Untuk keterangan
lebih lengkap mengenai konflik ini, lihat bagian Perang di Peloponnesos.
Ketika Herakles menghadap pada Euristheus seusai menjalankan
tugasnya, Euristheus lagi-lagi menolak mengakui penyelesaian Herakles.
Euristheus memberitahunya bahwa Herakles mesti melakukan tugasnya tanpa
imbalan. Akibatnya Herakles pun memperoleh satu lagi tugas tambahan.
Tugas Keenam: Mengusir Burung-Burung Stymphalian
Pada tugas keenam, Herakles diharuskan mengalahkan Burung-Burung
Stimfalia yang mengganggu daerah pedesaan di sekitar danau Stymphalia,
di Arkadia timur laut. Burung-burung itu sangat banyak sampai-sampai
Herakles kewalahan menghadapinya. Herakles kemudian sadar bahwa dia
tidak punya cukup panah dan lembing untuk membunuh semua burungnya.
Tiba-tiba dewi Athena muncul untuk menolong Herakles. Athena
memberinya lonceng perunggu dan memberitahunya bahwa lonceng itu dapat
membuat Burung-Burung Stimfalia ketakutan. Herakles lalu membunyikan
lonceng itu sehingga burung-burung itu ketakutan dan terbang pergi.
Herakles memanah banyak dari mereka dan sisanya terbang menjauh.
Burung-burung itu kemungkinan adalah burung yang sama yang menempati
pulau tandus keramat milik dewa Ares. Para Argonaut juga kemungkinan
diserang oleh burung-burung yang sama. Ketika Oileus terluka oleh salah
satu bulunya. Mereka kemudian ingat bahwa Herakles pernah mengalahkan
kawanan burung itu. Mereka pun membuat bunyi yang nyaring dan
burung-burung itu terbang menjauh.
Tugas Ketujuh: Menangkap Banteng Kreta
Pada tugas ketujuh, Herakles harus menangkap Banteng Kreta, yakni
banteng milik Minos raja Kreta. Banteng itu adalah banteng keramat
poseidon serta mampu berjalan dan berlari di atas permukaan air. Banteng
Kreta juga memiliki kulit berwana putih yang indah.
Dulunya, Minos meminta seekor banteng pada Poseidon dan berjanji akan
mengurbankannya untuk sang dewa laut. Poseidon pun memberikan Banteng
Kreta yang istimewa itu. Namun Minos melanggar janjinya dan menolak
mengurbankan banteng itu. Poseidon marah dan menghukum Minos dengan cara
membuat Pasifae, istri Minos, jatuh cinta pada sang banteng. Pasifae
sangat bernafsu padanya dan ingin melakukan seks dengan hewan itu. Untuk
dapat melakukannya, Pasifae menyuruh Daidalos, seorang insinyur
ternama, untuk membuat sebuah banteng betina palsu. Pasifae lalu masuk
ke dalam tiruan banteng betina itu dan dia pun disetubuhi oleh Banteng
Kreta. Akibat bersenggama dengan seekor banteng, Pasifae melahirkan
Minotaur, manusia setengah banteng.
Minos merasa malu atas perbuatan istrinya, jadi dia langsung setuju
ketika Herakles mau mengambilnya. Setelah menaklukannya, Herakles
bingung karena banteng itu tak mau masuk ke dalam kapal. Akhirnya
Herakles menunggangi banteng itu, yang berlari menyeberangi lautan dari
Knossos di Kreta sampai ke Yunani daratan.
Herakles membawa banteng itu ke hadapan Euristheus, yang menyuruh
Herakles untuk melepaskannya. Setelah dibebaskan, sang banteng
meninggalkan Peloponnesos dan pergi ke daerah Marathon di Attika. Di
sana hewan itu mengacau dan menyerang pedesaan. Sejak itu Banteng Kreta
terkenal dengan nama baru, yaitu Banteng Marathon. Banteng itu terus
mangacau di Marathon sampai nantinya dibunuh oleh Theseus.
Tugas Kedelapan: Menangkap Kuda Betina Diomedes
Tugas kedelapan Herakles adalah menangkap kuda-kuda betina Diomedes.
Diomedes adalah raja Bistones di Thrakia. Dia memliki beberapa ekor kuda
betina yang senang memakan manusia. Bersama beberapa kawannya, Herakles
berangkat dan berhasil mengambil semua kuda itu. Herakles juga
melemparkan Diomedes pada kuda-kudanya sehingga dia mati dilahap oleh
hewan peliharaannya sendiri.
Di antara rombongan Herakles, ada seorang pemuda bernama Abderos. Dia
adalah putra Hermes dan merupakan kekasih lelaki Herakles. Abderos
ditugaskan oleh Herakles untuk menjaga kuda-kuda yang telah ditangkap
sementara Herakles pergi. Namun ketika Herakles kembali, dia mendapati
bahwa Abderos telah dimakan oleh kuda-kuda itu. Sebagai ungkapan rasa
dukanya, Herakles mendirikan sebuah kota yang dia beri nama Abdera.
Tugas Kesembilan: Mengambil Sabuk Hippolyta
Untuk tugas kesembilan, Euristheus menyuruh Herakles untuk mengambil
sabuk Hippolite, ratu suku Amazon. Euristheus menginginkan sabuk itu
untuk diberikan pada anak perempuannya, Admete. Tugas itu mengharuskan
Herakles untuk pergi ke tanah suku Amazon, maka berangkatlah dia ke
sana. Kemungkinan Herakles pergi sendiri atau bersama pahlawan Theseus
dan Telamon. Suku Amazon sendiri merupakan suku petarung yang semua
rakyatnya adalah perempuan, dan mereka jago bertempur.
Hippolite, ratu Amazon, memerintah di kota Themiskyra di mulut sungai
Thermodon. Dia memiliki sabuk yang merupakan lambang kepemimpinan suku
Amazon. Sabuk tersebut dulunya dimiliki oleh dewa Ares.
Ketika Herakles datang, sang ratu menyambutnya dengan ramah. Namun
kemudian Hera muncul dan berusaha mengacaukan tugas Herakles. Menyamar
sebagai salah seorang tentara Amazon, Hera menyebar rumor bahwa Herakles
datang untuk menculik ratu mereka. Pasukan Amazon pun marah dan
menyerang kapal Herakles. Mengira bahwa Hippolite menjebaknya, Herakles
pun membunuh sang ratu dan mengambil sabuknya.
Berdasarkan beberapa penulis kuno, Antiope (Melanippe), saudari
Hippolite, jatuh cinta pada Theseus. Antiope lalu meninggalkan sukunya
dan pergi dari kota Themiskyra bersama Theseus. Antiope juga ikut
membantu Herakles dan para anak buahnya ketika berusaha pergi dari
wilayah suku Amazon. Beberapa lainnya mengatakan bahwa Theseus menculik
Antiope.
Berdasarkan vers lainnya yang berbeda dari Apollonios, Herakles tidak
membunuh siapapun dalam misi ini. Herakles meyergap dan menculik
Melanippe (Antiope) saudari Hippolite. Herakles baru melepaskannya
setelah Hippolite memberi tebusan berupa sabuknya.
Tugas Kesepuluh: Mengambil Ternak Geryon
Pada tugas kesepuluh, Herakles diharuskan mengambil hewan ternak
milik Gerion, raksasa raja Erytheia (Cadiz), di Spanyol. Hewan ternak
itu dijaga oleh gembala Gerion serta anjing berkepala dua yang disebut
Orthos.
Herakles pun melakukan perjalanan ke Spanyol. Ketika mencapai Selat
Gibraltar, yang berada di antara Eropa dan Afrika, Herakles menumpuk
batu-batu di pesisir Afrika dan juga di pesisir Eropa. Tumpukan batu itu
kemudian dikenal sebagai Pilar Herakles.
Karena ketika itu cuaca sangat panas, Herakles pun menjadi kesal. Dia
lalu mengarahkan panahnya pada matahari dan mengancam untuk menembak
dewa matahari. Helios, dewa matahari, kagum dengan keberanian Herakles
sehingga Helios memberi mangkuk matahari padanya. Mangkuk itu dalah
sebuah mangkuk yang sangat besar dan terbuat dari emas. Dengan
menggunakan mangkuk itu, Herakles dapat berlayar mengarungi Samudra
Atlantik.
Menurut Diodoros Sikolos, dalam perjalanannya Herakles lewat di
Libya. Di sana dia memusnahkan ras wanita petarung yang bernama suku
Gorgon. Itu merupakan pukulan telak kedua bagi suku Gorgon, karena
sebelumnya kakek buyut Herakles, Perseus, pernah mengalahkan mereka dan
membunuh ratu mereka yang bernama Medusa.
Tiba di Erytheia, Herakles harus terlebih dahulu membunuh sang
gembala yang bernama Eurition dan anjingnya Orthos. Herakles membunuh
mereka dengan gadanya di dekat puncak Gunung Abas. Menoites, gembala
Hades, melihat kejadian ini dan langsung melapor pada Gerion bahwa
Herakles sedang merampas ternaknya. Gerion marah dan segera mengejar
Herakles.
Gerion merupakan raksasa yang memiliki tiga kepala, tiga pasang
tangan, dan tiga pasang kaki. Dia menyerang Herakles denga mengenakan
baju perang lengkap. Namun teta saja Herakles berhasil membunuhnya
dengan panah beracunnya. Herakles menghabisinya di Sungai Athemos.
Setelah membunuh Gerion, Herakles pun berniat untuk pulang.
Meelwati Abderia, Spanyol selatan, Herakles kemudian memasuki tanah
orang-orang Liguria. Di dekat Massalia (kini Marseille), Ialebion dan
Derkinos, putra Poseidon, menginginkan ternak yang dibawa oleh Herakles.
Mereka pun menyerangnya namun dikalahkan dan dibunuh. Akan tetapi
Herakles juga terluka dalam baku hantam tersebut. Selain itu Herakles
juga mesti menghadapi pasukan tempur Liguria. Untuk membantunya, Zeus
mengirimkan pancuran batu, yang dimanfaatkan oleh Herakles untuk
melempari musuh-musuhnya dengan batu.
Di daerah yang kini dikenal sebagai Italia, seorang raksasa bernama
Kakos berhasil mencuri sebagian ternak yang dibawa Herakles. Herakles
meninggalkan sisa ternaknya dan mengejar Kakos. Setelah membunuh Kakos
dan mengambil kembali ternak yang dicuri, Herakles pun kembali
menggiring kawanan ternak itu.
Di Rhegion, salah satu banteng dari kawanan ternaknya kabur. Banteng
itu melompat dan berenang menyeberangi Selat Messina. Herakles bertanya
pada penduduk lokal kalau-kalau mereka melihat banteng itu dan mereka
memberitahu bahwa hewan itu pergi ke Sisilia. Penduduk lokal menyebut
banteng itu Italos, karena itu Herakles menamai tempat itu Italia.
Banteng yang kabur itu merupakan hewan yang paling bagus dalam kawanan,
sehingga Herakles terpaksa meninggalkan sisa ternaknya dan pergi ke
Sisilia untuk mengambil kembali sang banteng.
Ketika Herakles berhasil menemukan banteng yang hilang di Sisilia,
dia mendapati bahwa banteng itu ada bersama hewan ternak milik seorang
petinju jahat bernama Eriks. Menurut Apollonios Rodios, Eriks adalah
putra dari seorang Argonaut bernama Butes dan dewi Afrodit. Sementara
menurut Apollodoros, Eriks merupakan putra Poseidon. Eriks punya
kebiasaan untuk menantang orang yang lewat untuk bertanding tinju. Dalam
bertanding, Eriks selalu membunuh lawannya. Ketika Herakles meminta
bantengnya, Eriks mau mengembalikannya dengan syarat Herakles mampu
mengalahkannya dalam perandingan tinju. Pada akhirnya, Herakles terbukti
masih terlalau kuat bagi Eriks, yang terbunuh dalam pertandingan itu.
Herakles berhasil mengumpulkan kembali semua ternaknya dan langsung
kembali ke Yunani. Namun masalah kembali muncul. Hera mengirim serangga
untuk menyengat hewan-hewan ternak itu sehingga mereka berpencar tak
karuan ke segala arah, dan sebagian besarnya pergi ke pegunungan
Thrakia. Herakles berusaha kerasa dan berhasil mengumpulkan kembali
sebagian besar ternaknya. Dia lalu membawanya ke hadapan Euristheus,
yang mengurbankan ternak itu untuk Hera.
Berdasarkan penyair Yunani abad ke-1 SM, Parthenios, ketika Herakles
dalam perjalanan pulang ke Yunani sambil membawa ternak itu, ada seorang
perempuan bernama Keltine, putri Bretannos, yang melihatnya dan
langsung jatuh cinta padanya. Maka Keltine menyembunyikan ternak itu dan
hanya akan mengembalikannya jika Herakles mau berhubungan seksual
dengannya. Herakles setuju dan mereka pun bersenggama. Dari hubungan itu
Keltine melahirkan Keltos, yang menjadi leluhur bangsa Kelt. Dan
menurut Diodoros Sikolos, Herakles juga bertemu dengan seorang perempuan
lainnya dari Alesia. Mereka berhubungan seksual dan sang wanita menjadi
ibu dari Galates, yang menjadi leluhur suku Galia. Di kemudian hari,
suku Kelt dan suku Galia menjadi suku-suku yang penting di Spanyol.
Tugas Kesebelas: Mengambil Apel Hesperides
Tugas kesebelas Herakles adalah mengambil apel emas Hesperides. Para
Hesperides ("Putri Bintang Senja") adalah para anak perempuan Titan
Atlas dan Hesperis (Bintang Senja). Jumlah pastinya berbeda-beda menurut
beberapa pendapat, beberapa mengatakan tiga, empat atau tujuh. Mereka
bertugas merawat suatu kebun yang di dalamnya ada pohon yang
menghasilkan buah apel emas. Pohon itu adalah miliki dewi Hera dan
dijaga oleh seekor naga bernama Ladon yang memiliki seratus kepala.
Ladon adalah anak Tifon dan Ekhidna.
Dalam perjalanannya, di Pegunungan Kaukasus, Herakles membunuh elang
Kaukasus yang memakan liver Pometheus. Herakles juga membebaskan
Prometheus dari belenggunya. Sebagai balasannya, Prometheus memberitahu
Herakles tentang naga Ladon yang menjaga pohon apel Hesperides.
Prometheus juga memberi saran bahwa Herakles lebih baik memanfaatkan
Atlas untuk mengambil apel itu dan menghindari konfrontasi langsung
dengan Ladon.
Herakles meneruskan perjalanan ke selatan, menjelajahi Phoinika dan
Palestina. Herakles membunuh Busiris, raja Mesir, yang senang
mengurbankan orang asing yang lewat di tanahnya. Beberapa mengatakan
bahwa Herakles membunuh Emathion, raja Arab, putra Eos dan Tithonos, dan
saudara Memnon.
Di Libya, Herakles bergulat dan membunuh raksasa Antaios, putra
Poseidon dan Gaia. Antaios tidak terkalahkan selama dia menyentuh ibunya
(bumi). Antaios seringkali membiarkan lawannya membantingnya ke tanah,
lalu bangkit lagi dalam keadaan lebih kuat dari sebelumnya. Herakles
tahu hal ini dan dia pun memutar otaknya untuk mengalahkan Antaios.
Herakles mengangkat Antaios tinggi-tinggi sehingga Antaios tidak menjadi
terlalu kuat karena jauh dari tanah. Lalu Herakles mematikan Antaios di
udara.
Akhinya Herakles tiba di tempat Titan Atlas sedang memikul beratnya
langit di pundaknya. Herakles bertanya pada Atlas di mana letak Taman
Hesperides. Atlas bilang bahwa dia mau saja mengambilkan apel emas itu
untuk Herakles asalkan sang pahalwan mau menggantikan Atlas untuk
memikul langit selama Atlas pergi. Herakels setuju dan dia pun mengambil
lagit dan Atlas.
Setelah beberapa lama, Atlas kembali dengan membawa apel emas namun
ternyata dia tidak mau lagi memikul langit di pundaknya. Atlas bilang
bahwa dia yang akan membawakan apel itu ke hadapan Euristheus atas nama
Herakles. Sementara Herakles tidak dapat berbuat apa-apa karena terjebak
dalam keadaan memikul langit.
Akan tetapi Herakles lebih pintar daripada Atlas. Herakles
memberitahu Atlas bahwa dia mau saja menggantikan tugas Atlas untuk
seterusnya, hanya saja Herakles juga bilang bahwa dia harus membetulkan
letak jubahnya supaya posisinya lebih nyaman unuk menanggung beban
langit. Karena itu Herakles meminta Atlas untuk memikul langit itu
sebentar. Atlas setuju dan mengambil kembali langit itu dan menyerahkan
apelnya pada Herakles. Setelah bebas dan memperoleh apel emas, Herakels
langsung kabur dan meninggalkan Atlas melanjutkan tugasnya memikul
langit.
Dalam versi lainnya, Herakles mengambil apel emas itu tanpa bantuan
Atlas. Herakles masuk ke Taman Hesperides, membunuh Ladon, dan mengambil
apel emas. Dalam Argonautika, tidak lama setelah dia
meninggalkan Taman Hesperides, para Argonaut tiba di sana. Kapal mereka,
Argo, terdampar di tengah-tengah gurun Libya. Berdasarkan Apollonios
dari Rodos, para Argonaut kehabisan air. Di Taman hesperides, para nimfa
menunjukkan mata air yang muncul dari sebongkah batu. Ternyata dalam
kunjungannya untuk mengambil aple emas, Herakles juga sempat menendang
sebongkah batu, yang terbelah dua dan mengeluarkan air. Jadi tanpa dia
ketahui, Herakles telah menyelamatkan kawan-kawannya, para Argonaut,
dari ancaman kehausan.
Setelah menunjukkan apel emas pada Euristheus di Tyrins, Herakles
memberikan apel itu pada dewi Athena. Sang dewi kemudian mengembalikan
apel itu pada para Hesperides. Sang buah apel pun kembali ke tempatnya
semula.
Tugas kedua belas: Menangkap Cerberus
Tugas kedua belas Herakles adalah menangkap Kerberos, anjing
berkepala tiga yang memiliki ekor berupa kepala ular. Kerberos menjaga
pintu gerbang dunia bawah supaya para roh tidak dapat kabur. Kerberos
adalah anak Tifon dan Ekhidna.
Untuk masuk ke dunia bawah, Herakles harus terleih dahulu menjalani
suatu ritus Misteri, yang dilaksanakan oleh Eumoplos di Eleusis.
Herakles kemudian pergi ke Tainaron di Lakonia. Di sanalah terdapat
pintu masuk menuju dunia bawah.
Herakles bertemu dewa Hermes, yang memandunya menuju dunia bawah.
Dalam perjalanannya, Herakles bertemu banyak arwah dan sebagian besar
dari mereka langsung pergi begitu melihat Herakles. Hanya dua arwah yang
tidak pegi, yaitu arwah pahlawan Meleagros dan awrah Gorgon Medusa.
Herakles sempat mau menyerang arwah Medusa namun namun Hermes
mengingatkan bahwa arwah Medusa sama sekali tidak berbahaya.
Di dunia bawah, Herakles juga menyelamatkan sahabat sekaligus
sepupunya, Theseus, yang terperangkap di Kursi Kelalaian milik Hades.
Theseus dan sahabatnya, Peirithos, pernah mencoba menculik istri Hades,
Persefone, karena itu Hades mengurung mereka di dunia bawah. Meskipun
Theseus berhasil diselamatkan, namun Peirithos tidak sempat diselamatkan
oleh Herakles.
Herakles mau berbicara dengan para awah, dan dia butuh darah hewan
untuk melakukannya. Akhirnya Herakels membunuh seekor sapi miliki Hades.
Menoites, gembala Hades, marah dan mereka berdua pun bergulat. Menoites
bukan tandingan Herakles, yang dengan mudah memitingnya. Herakles
kemudian melepaskan Menoites setelah Persefone, istri Hades, memintanya
untuk mengampuni gembala suaminya.
Herakles lalu meminta izin pada Hades untuk membawa Kerberos. Hades
mengizinkan dengan syarat bahwa Herakles harus melakukannya tanpa
senjata apapun. Herakles pun mendatangi Kerberos dan bergulat dengan
anjing itu. Herakles menang dan membawanya ke dunia atas. Herakles
kemudian menggiring Kerberos ke hadapan Euristheus di Tyrins. Begitu
melihat Kerberos, Euristheus amat sangat ketakutan.
Karena Herakles telah melaksanakan semua tugasnya, Euristheus pun
membebaskan Herakels dari kewajiban mengabdi padanya. Namun Euristhes
memberi perintah terakhir pada Herakles: kembalikan Kerberos dunia
bawah.