Orang-orang yang senang
berpetualang, baik di gunung, di hutan, atau di tempat-tempat lain, harus
selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan
pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial
dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang
mungkin muncul, berkaitan dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam
pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, sumber
bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (subjective danger) dan yang
berasal dari lingkungan (objective danger). Subjective danger misalnya
keteledoran, persiapan yang asal-asalan, pengetahuan yang minim dan lain-lain.
Karena sifatnya yang demikian, maka subjective danger ini berada di bawah
penguasaan atau masih dapat kita kontrol. Objective danger merupakan
bahaya yang mengancam dari luar diri kita, yang timbul dari lingkungan,
misalnya gempa bumi, banjir, binatang buas, dan lainnya.
Bahaya di atas merupakan
pengertian yang relatif sifatnya. Ada
yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal yang
menyenangkan bagi orang lain. Konkritnya, bagi pecinta alam yang yang menguasai
dengan baik teknik-teknik dasar hidup di alam bebas merupakan hal yang
menyenangkan. Tidak demikian bagi orang-orang awam, mungkin kegiatan-kegiatan
di alam bebas dianggap dapat mencelakakan mereka.
Akan tetapi,
bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin
kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang tidak diinginkan. Situasi seperti
itu merupakan hal yang tidak terduga. Tersesat beberapa hari sementara bekal
makanan sudah semakin menipis atau tenggelam dan kita terapung-apung di
tengah-tengah lautan. Kondisi-kondisi kritis/marjinal seperti itu dapat kita
golongkan sebagai kondisi survival.
Banyak
versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa Inggris survive atau to survive yang artinya
bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan
hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan
pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan
hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit,
survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi
karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu
musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan,
terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami
kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar
mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam
versi, menurut versi pencinta alam adalah :
S : Sadarilah
situasimu
U : Untung,malang tergantung
ketenanganmu
R : Rasa
takut dan putus asa hilangkan
V : Vakum,
tenang dan tetap berfikir
I : Ingatlah
dimana kamu berada
V : Vival,
hargailah hidupmu
A : Adaptasilah
pada lingkungan setempat
L : Latihlah
dan belajarlah selalu
Selain
itu, bagi penggiat alam bebas terbuka huruf – huruf dalam kata survival
merupakan beberapa tindakan yang bisa dan mesti dilakukan dijabarkan sebagai
berikut :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti
survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu
ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang
artinya :
S : Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil
duduk. Usahakan menenangkan pikiran dan
JANGAN PANIK!.
T : Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan
yang sedang dihadapi.
O : Observe, amati keadaan
sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang
tidak perlu.
P : Planning, buat rencana
untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah
memutuskan apa yang akan dilakukan
Pedoman Memilih Jalan
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi
pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan
keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus berjalan. Dengan
pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu tempat yang
sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam beberapa
waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.
Dalam
survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain
rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera
diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan
tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian
dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan
pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan
akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah :
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah :
- Menyusun rencana yang melibatkan seluruh
anggota dan keselamatan menjadi milik
bersama
- Lakukan
pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota.
Dengan pembagian tugas, pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa
kebersamaan.
- Kembangkan
rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
Berdasarkan jenis medannya,
Survival dapat dikategorikan menjadi 4 bagian:
1. Survival
di hutan (Jungle Survival)
2. Survival
di laut (Sea Survival)
3. Survival
di padang pasir
(Desert Survival)
4. Survival
di dareah kutub (Antartic Survival)
Jika dilihat dari kondisi alam di
Indonesia,
maka pengetahuan akan survival ini harus juga kita sesuaikan dengan iklim
tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang di temui adalah
kondisi hutan belantara, rawa, sungai, padang
ilalang, gunung berapi, dan lain sebagainya
Mengapa Ada
Survival
Timbulnya
kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
- Keadaan alam (cuaca dan medan)
- Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
- Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya
timbul akibat
kesalahan-kesalahan kita sendir
kesalahan-kesalahan kita sendir
Kebutuhan Seorang SURVIVOR
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
1. Sikap mental
Yang
mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin
dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
Terutama pengetahuan yang
berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan
(bivak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin,
binatang dll.
Jenis-jenis Shelter :
. Shelter asli alam
Gua : Bukan
tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter
buatan dari alam
Di hutan kadang kita menemukan pohon yang
berlubang ataupun pohon besar yang tumbang. Kita bisa menggunakan itu sebagai
shelter alam dengan menambah beberapa bagian agar kita merasa nyaman. Improvisasi dibutuhkan disini. Misalkan,
kita bisa memasang ponco atau flysheet
sebagai atapnya. Dan juga melengkapi dengan mencari dan menyiapkan kayu bakar
untuk api pada saat malam hari selain makanan tentunya.
c. Shelter buatan
c. Shelter buatan
Ponco selain berguna sebagai perlengkapan pada saat hujan,
bisa juga sebagai shelter atau sering disebut dengan bivak. Ponco ada
bemacam-macam. Ada
ponco yang telah biasa kita lihat dan gunakan dengan berbagai macam tingkat
ketebalan. Dan ada juga yang digunakan oleh militer, bentuknya lebih besar
dibandingkan dengan ponco yang biasa kita gunakan.
Syarat Shelter :
Syarat Shelter :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Tempatnya cukup datar
- Hindari dari jalur lewat satwa
- Dekat dengan aliran air
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin
b. Cara
Memperoleh Air
Sangat diperlukan untuk setiap aspek kehidupan
dan merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air dapat
mengakibatkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena
adanya proses penguapan dari tubuh. Keadaan dehidrasi yang berlebihan dapat
juga menimbulkan kematian. Dari data statistik diperoleh; bila seseorang tidak
mendapatkan air sama sekali hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja,
sebaliknya Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar20-30
hari. Cara mengatasinya ialah kita harus minum cukup (sekitar 2 liter/hari).
Bila kemudian persediaan air habis, maka kita harus mampu mencarinya.
Klasifikasi
air dalam survival dapat kita bagi atas:
1.
Air yang
dapat diminum langsung. syaratnya tidak berwarna dan tidak berbau. Contohnya
adalah air dari mata air. sungai. danau. hujan. Jika tidak diperoleh sumber
air. dapat dicari dari tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun. Potong
setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat
langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
Jenis tumbuhan yang mengandung air adalah :
a. tumbuhan
yang beruas-ruas. misalnya rotan.
b. tumbuhan yang merambat. misalnya lumut.
c. tumbuhan
khusus. misalnya kantung sernar,
2. Jejak
binatang menyusui juga menunjukkan lokasi mata air karena pada pagi dan sore
hari binatang-binatang pasti akan membutuhkan minum.
3. Air yang tercemar dan membutuhkan proses yang
rumit sehingga bias diminum Contohnya adalah air belerang air rawa dengan
tingkat keasaman tinggi air dari limbah
pabrik dan sebagainya.
4. Air yang tercemar tetapi dengan proses
sederhana dapat diminum seperti: air yang tergenang. air berlumpur. air sungai
besar. dan lainnya.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung
dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman
Air yang terdapat
pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1
Air sungai
besar
2
Air sungai
tergenang
3
Air yang
didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4
Air di
daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5
Air dari
batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa
tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar
sampai 3 kali pengambilan
c.
Membuat Api
Dalam suatu
keadaan darurat kita akan membutuhkan api untuk perapian agar suhu badan kita
tetap stabil serta sebagai syarat apabila kita ingin memasak atau merebus air
agar bebas dari bakteri. Apabila kita membuat perapian hendaklah jangan terlalu
besar agar mudah terkendali. Singkirkan dedaunan serta rumput kering untuk menghindari
resiko kebakaran. Untuk mendapatkan panas yang baik serta melindungi api dari
tiupan angin. Buatlah berhadapan dengan bebatuan ataupun pohon agar dapat
memberikan panas secara langsung.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang
mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah
cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu
sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah
busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu
keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar
mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa,
atau daun aren
d.
Makanan
Salah satu penunjang bagi
perlindungan tubuh yang berasal dari dalam adalah makanan. yang dibutuhkan
untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot. dan mengganti sel-sel atau
jaringan-jaringan yang rusak. Sumber makanan dapat kita peroleh dari tumbuhan
dan binatang di daerah sekitar kita.
Botani praktis yang perlu diperhatikan
dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan
tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan
ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
-
Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang
dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala,
gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
-
Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan
cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh: Pucuk puring, umbut palem-paleman
rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
-
Tumbuhan
yang harus diolah lalu dimasak. Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu
seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral
sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena
apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau
memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.
Patokan memilih makanan :
ü Makanan yang di makan kera juga bisa di makan
manusia
ü Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna
mencolok
ü Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih,
seperti sabun kecuali sawo
ü Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan
pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
ü Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
Tumbuhan yang
dapat dimakan
Dari batangnya :
Ø Batang pohon pisang (putihnya)
Ø Bambu yang masih muda (rebung)
Ø Pakis dalamnya berwarna putih
Ø Sagu dalamnya berwarna putih
Ø Tebu
Dari daunnya :
·
Selada air
·
Rasamala
(yang masih muda)
·
Daun mlinjo
·
Singkong
Akar dan umbinya :
·
Ubi jalar,
talas, singkong
Buahnya
:
·
Arbei, asam
jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
·
Jamur
merang, jamur kayu
Ciri-ciri
jamur beracun :
§
Mempunyai
warna mencolok
§
Baunya
tidak sedap
§
Bila
dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
§
Sendok
menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
§
Bila diraba
mudah hancur
§
Punya
cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
§
Tumbuh dari
kotoran hewan
§
Mengeluarkan
getah putih
Binatang
yang bisa dimakan
Ø
Belalang
Ø
Jangkrik
Ø
Tempayak
putih (gendon)
Ø
Cacing
Ø
Jenis
burung
Ø
Laron
Ø
Lebah ,
larva, madu
Ø
Siput
Ø
Kadal :
bagian belakang dan ekor
Ø
Katak hijau
Ø
Ular : 1/3
bagian tubuh tengahnya
Ø
Binatang
besar lainnya
Binatang
yang tidak bisa dimakan
·
Mengandung
bisa : lipan dan kalajengking
·
Mengandung
racun : penyu laut
·
Mengandung
bau yang khas : sigung
e.
Mengatasi Gangguan
Binatang
a) Nyamuk
§
Obat
nyamuk, autan, dll
§
Bunga
kluwih dibakar
§
Gombal dan
minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
§
Gosokkan
sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b)
Laron
·
Mengusir
laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c)
Lebah
Apabila disengat lebah :
·
Oleskan air
bawang merah pada luka berkali-kali
·
Tempelkan
tanah basah/liat di atas luka
·
Jangan
dipijit-pijit
·
Tempelkan
pecahan genting panas di atas luka
d)
Lintah
Apabila digigit
lintah :
·
Teteskan
air tembakau pada lintahnya
·
Taburkan
garam di atas lintahnya
·
Teteskan
sari jeruk mentah pada lintahnya
·
Taburkan
abu rokok di atas lintahnya
e)
Semut
·
Gosokkan
obat gosok pada luka gigitan
·
Letakkan
cabe merah pada jalan semut
·
Letakkan
sobekan daun sirih pada jalan semut
f)
Kalajengking dan lipan
·
Pijatlah
daerah sekitar luka sampai racun keluar
·
Ikatlah
tubuh di sebelah pangkal yang digigit
·
Tempelkan
asam yang dilumatkan di atas luka
·
Bobokkan
serbuk lada dan minyak goreng pada luka
·
Taburkan
garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
3. Pengalaman
dan Latihan
Survival
adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang
maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa
menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat
menentukan keberhasilan.
4. Peralatan atau Survival Kit
Biasakan
SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki
survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi
kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar,
cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas,
senter kecil, dan obat-obatan.Bahaya tersebut karena :
- Mengandung bisa/racun. Bukan berarti kita tidak
memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu diperhatikan
bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini
bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya
tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah,
kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu
batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk.
Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang
menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut
berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini
adalah tikus busuk atau cecurut.
Satwa sebagai Sumber makanan :
>> Molusca, contohnya siput dan kerang.
>> Annelida,contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)
>> Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
>> Crustacea, contohnya udang dan kepiting
>> Pisces, semua ikan dapat dimakan
Satwa sebagai Sumber makanan :
>> Molusca, contohnya siput dan kerang.
>> Annelida,contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)
>> Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
>> Crustacea, contohnya udang dan kepiting
>> Pisces, semua ikan dapat dimakan
>> Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan
lain-lain.
>> Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain- lain.
>> Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
>> Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain- lain.
>> Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
Untuk
mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat
peralatan sebagai berikut :
1. Tali,
adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk sesuatu atau sebagai alat
bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan
yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu
atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
2. Pisau,
dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu (sembilu), pecahan kaca,
tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
3.
Memancing, untuk tali dapat
dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail
dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang.
4. Selain
dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah
pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai
dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk
dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
5. Senjata,
dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan
diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya
dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah
yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
6. Jerat,/Jebakan
dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan
survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis jerat
bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan
diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di
dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil
tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yang aman dalam
artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat
jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis
burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang
biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga
mudah untuk ditangkap.
Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat
:
- Mengkoordinasi anggota
- Melakukan pertolongan pertama
- Melihat kemampuan anggota
- Mengadakan orientasi medan
- Mengadakan penjatahan makanan
- Membuat rencana dan pembagian tugas
- Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
- Membuat jejak dan perhatian
- Mendapatkan pertolongan
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan
kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan
:
·
Sering
berlatih
·
Berpikir
positif dan optimis
·
Persiapan
fisik dan mental
2. Matahari / panas
Ø Kelelahan panas
Ø Kejang panas
Ø
Sengatan
panas
Keadaan yang menambah parahnya
keadaan panas :
ü Penyakit akut/kronis
ü Baru sembuh dari penyakit
ü Demam
ü Baru memperoleh vaksinasi
ü Kurang tidur
ü Kelelahan
ü Terlalu gemuk
ü Penyakit kulit yang merata
ü Pernah mengalami sengatan udara panas
ü Minum alkohol
ü Dehidrasi
Pencegahan
keadaan panas :
? Aklimitasi
? Persedian air
? Mengurangi aktivitas
? Garam dapur
? Pakaian yang digunakan harus :
ÿ Longgar
ÿ Lengan panjang
ÿ Celana pendek
ÿ Kaos oblong
3. Serangan penyakit
~ Demam
~ Disentri
~ Typus
~ Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya
binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah,
nyeri dan kejang perut, kadang- kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan,
bisa pingsan.
Penyebab
: Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian
Selain untuk makanan, beberapa jenis tumbuhan
juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat dapat dikelompokkan menjadi dua :
A) Dimakan/diminum, contoh :
P
Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap.
Terdapat di hutan, di kampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Gunanya
sebagai obat anti demam, anti malaria , pembersih luka, penambah nafsu makan.
P
Keji
Beling’ngokilo (Strobilateses).
Tumbuh di semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk obat pinggang dan
infeksi/keracunan pada pencernaan.
P
Sembung/sembung
manis (Blumen Balsmifira). Jenis
rumput-rumputan, terdapat di padang
rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan
untuk sakit panas, sakit perut.
B)
Tumbuhan
obat luar, untuk luka
Ø
Getah pohon
Kamboja, untuk menghilangkan bengkak, juga untuk terkilir.
Ø
Air rebusan
Bratawali untuk mencuci luika, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
Ø
Daun
Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso untuki anti sengatan kalajengking.
Ø
Kirinyuh
C)
Tumbuhan
Bermanfaat lainnya
š
Tumbuhan
penyimpan air : tumbuhan beruas (bamboo, rotan, dll), tumbuhan merambat,
kantung semar, kaktus, dll.
š
Tumbuhan
pembuat atap/perlindungan : daun nipah, aren, sagu, dll.
š
Pengusir
ulat dan serangga : lemo
š
Indikator
air bersih : tespong, selada air
Kemudian ada pula
tumbuhan beacun yang menimbulkan efek-efek tertentu, misalnya :
N
Getah pohon
paku putih, dapat menyebabkan kebutaan
N
Getah pohon
Rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
N
Getah jambu
monyet menyebabkan gatal-gatal.
N
Buah aren
mentah menyebabkan gatal-gatal.
N
Kecubung,
beracun bila dimakan
N
Rarawean,
dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
N
Daul pulus,
dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas.
N
Si Cantik
Beracun
0 komentar:
Posting Komentar